I LIKE PINK

kusuka dengan sebuah perubahan

Minggu, 10 Juli 2011

Masalah demi masalah kerap muncul diantara aku dan dia belakangan ini
Tepatnya mungkin bukan masalah
Hanya ketakutan-ketakutan dan kekahwatiran yang selalu saja muncul
Wajar rasanya ketakutan itu muncul kalau mengingat apa yang akan kami hadapi kedepannya

Jujur,,bukan inginku setiap bertemu dengannya selalu ada pertengkaran kecil
Bukan pula inginku selalu menangis di depannya
Akupun ingin tampak tegar dihadapannya,,aku tau berat pula baginya melihatku menangis
Aku tak pernah mau menjadi beban baginya...
Pun atas tuntutanku (yang banyak) padanya,, sungguh bukan bermaksud memberatkannya
Aku hanya ingin yang terbaik bagi hubungan kami
Meski tanpa kusadari aku menjadi egois baginya..
Sekali lagi aku hanya takut..
Maafkan aku atas keegoisanku itu..
Maafkan aku atas harapku yang terlalu besar..

Kamis, 07 Juli 2011

My Beloved Father

9 Juli...
7 tahun yang lalu dan beberapa tahun sebelumnya, selalu ada perayaan kecil pada hari itu.
Sekedar untuk mengungkapkan rasa syukur karena masih diberi umur
Kebiasaan itu tidak hanya ada di tanggal 9 Juli, tapi juga tanggal 15 Oktober, 3 Mei, dan 23 Oktober.
Dia selalu mengingat hari ulangtahun kami, dan percayalah selalu ada kejutan di dalamnya

9 Juli..7 tahun yang lalu
Jauh hari sebelumnya aku sudah menabung
Inginku memberi hadiah ulangtahun di usianya yang ke 40 tahun
Tapi sayang waktu itu uangku tidak cukup
Dan hadiah itu hanya bisa jadi keinginan
Waktu itu aku berjanji
Tahun depan pasti akan ada kado untuknya

Ternyata..
itu memang hanya bisa jadi keinginan
Tak pernah bisa kuberikan
9 Juli,,7 tahun yang lalu adalah perayaan terakhir ulangtahunnya
Tak ada lagi makan bersama
Tak ada lagi kejutan
Ia meninggalkanku lebih cepat dari yang kukira
18 Oktober,,tak akan kulupa hari itu

Mungkin dia tidak benar-benar menginginkan kado itu
Baginya, bahagiaku adalah bahagianya..
Tapi tahukah..
Betapa menyesalnya aku,,9 Juli 7 tahun yang lalu tidak jadi memberinya kado
Andai aku tahu itu adalah perayaan terakhirku dengannya,,

Dan kini..setelah 7 tahun berlalu
penyesalan dan kerinduan itu selalu hadir..
Bukan hanya pada tanggal 9 Juli, tapi di setiap langkahku
Selalu teringat nasehatnya..
candanya..
marah-marahnya..
suaranya..
selalu kuingat

Tepatnya besok...9 Juli datang lagi
dan kerinduan itu menjadi berlipat ganda
Hari ini dengan tangan bergetar dan air mata yang terus mengalir
Ingin kuucapkan
"Aku menyayangimu..aku merindukanmu my beloved Father..semoga kau bahagia disana"
Aku terdiam di sudut malam
Mencari arti hakiki dari keyakinan yang kugenggam
Namun yang kudapat, hanyalah aku yang semakin tak berdaya

Kutemui diriku dalam kenistaan
Penuh dengan kepalsuan dan kebohongan

Aku ingin berlari..
Dan meninggalkan raga yang busuk itu
Mungkinkah??

Aku takut padaNya..
Atas segala dosa yang telah kuperbuat
Atas segala janji yang teringkari
Atas segala laku yang melukai
Dan atas diriku yang hanya bisa diam...
Menyesal

Rabu, 06 Juli 2011

Aneh rasanya setiap kali melintasi jalan itu..
Jalan yang kulewati setiap pulang dari kampus
Melintasi jalan ini akan terlihat suasana yang sangat kontras
Dari arah kampus ke rumah, di sebelah kanan berjejer rumah-rumah yang lumayan besar dan bagus, ruko, dan bahkan gerbang ke sebuah perumahan..
Lalu menengok ke kiri, justru sebaliknya
Berjejer rumah-rumah kumuh (sangat tidak layak menurutku)
Beratap rumbia, dinding dari kardus, penuh tumpukan sampah, jorok, sangat jauh dari kriteria rumah sehat
Sungguh menunjukkan perbedaan strata social antara si miskin dan si kaya,,
Hebatnya lagi hanya dipisahkan oleh jalan (itupun jalan berlubang)
Entah bagaimana interkasi antara keduanya..
Saling menyapakah mereka??
Bagaimana kalau ada yang sakit salah satu dari mereka,,saling menjengukkah mereka??

Pernah suatu kali saya melintasi jalan itu lagi, tapi kali ini pagi hari
Si bocah miskin tampak berdiri di depan salah satu ruko (mungkin sudah beberapa lama)
Entah apa yang ia harapkan dari ruko besar itu yang menjual berbagai macam makanan dan snack
Yang sempat tertangkap olehku, bocah itu tampak begitu kumal
Si kaya muncul dan mengusir si bocah miskin sambil marah-marah
Semakin penasaran…
Tidak adakah kepedulian antara mereka??
Tidak adakah interkasi antara mereka??
Mungkin mereka merasa memiliki dunianya masing-masing
Kau dan aku berbeda,,biarlah

Mungkin ini hanya satu dari sekian banyak pembuktian bahwa di Negara kita ini, perbedaan social itu ada
Ada jarak antara miskin dan kaya, meski untuk kasus ini hanya dipisahkan oleh sebuah jalan
Di kota-kota besar banyak pemukiman kumuh di kolong jembatan, sementara bangunan-bangunan pencakar langitpun  tak mau kalah saing bertumbuh dengan cepat
Begitupun pengangguran jumlahnya terus bersaing dengan jumlah koruptor
Si kaya semakin kaya, si miskin semakin miskin

Selasa, 05 Juli 2011

Hanya menghitung hari,,dia mungkin tak bisa lagi terus disampingku..
bukan tidak ikhlas..tapi rasanya berat menjalani hari tanpanya.
Meski saya adalah salah satu orang yang sangat menginginkan agar dia segera selesai
selalu saja ada sisi lain di hatiku yang ingin agar ia tetap disini.
Rasanya terlalu egois..
Dia punya cita-cita sendiri,,tak mungkin kucegah

Hal yang mungkin paling memberatkanku untuk melepasnya,,adalah ketakutanku dia tidak akan kembali.
Kuncinya mungkin sederhana...kepercayaan
Tapi ternyata begitu berat untuk percaya 100 %
Meski dia sering berkata "percaya meki,,pasti tepat janjija" tetap saja selalu ada ketakutan di dalamnya

Bukan sekedar cerita belaka kalau long distance jarang ada yang berjalan dengan mulus.
sudah begitu banyak cerita yang kudengar dari teman-teman ataupun senior-seniorku mengenai hubungan long distance yang sad ending...
hilang komunikasilah..
ditinggal marriedlah...
selingkuhlah...
banyak alasan lain..
dan aku takut kisahkupun akan berakhir seperti itu..

Tentu bukan itu yang kuharap..
akhir bahagia dari sebuah kisah long distance yang kujalin bersamanya semoga akan berakhir bahagia.
Mungkin hanya janji-janji itu dulu yang kupegang untuk tetap bertahan menunggunya kembali
setidaknya janjinya siang tadi sewaktu makan bersama, membuktikan bahwa ia bersungguh-sungguh